
Melalui presidennya, Damiano Tommasi, AIC menyampaikan reaksinya
atas apa yang terjadi di Stadio Comunale Luigi Ferraris Minggu
(22/4/2012), ketika pertandingan Genoa vs Siena terhenti selama 40 menit
karena kelompok suporter garis keras, ultras, marah gara-gara tim
kesayangannya diambang kekalahan telak.
Mereka lalu menuntut para
pemain mencopot kausnya karena dianggap "tidak pantas" mengenakannya.
Keinginan mereka itu akhirnya dipenuhi pemain meski dengan berat hati,
asalkan keadaan terkendali lagi dan pertandingan bisa dilanjutkan.
"Ultras itu berpikir merekalah pemilik sepakbola," tukas Tommasi, seperti dikutip dari Football Italia.
"Ini
bukan soal mereka melempar kembang api atau mercon ke lapangan. Tapi
tebusan jersey sungguh tak bisa diterima. Mungkin ada fans yang sama
yang memaksa Omar Milanetto" pergi dari klub itu tahun lalu."
Milanetto,
yang bermain untuk Genoa dari 2006 sampai 2011, pernah membuat blunder
"assist" kepada pemain tim lawan, dalam derby melawan Sampdoria. Ia
dicaci maki sedemikian rupa oleh ultras, yang kemudian membuat coretan
dinding di luar tempat latihan dan meminta Milanetto hengkang.
"Saya
bertanya, kenapa ultras itu masih bisa ada di stadion ketika para
pemain dipaksa pergi? Ada sesuatu yang sangat salah. Saya tidak
menghakimi, tapi ada banyak pertanyaan," tambah Tommasi, yang pernah
lama bermain untuk klub AS Roma itu.
Saya yakin, seseorang pasti
akan bilang pada saya bahwa ini soal keamanan publik. Tapi mereka pernah
mengatakan hal yang sama ketika hooligan Serbia membuat kekacauan di
Marassi."
Di pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2012 di bulan
September 2010 antara Italia versus Serbia, fans tim tamu membuat
kerusuhan di sektor penonton yang biasa ditempati ultras di Stadio Luigi
Ferraris -- yang juga biasa disebut Marassi, yang membuat pertandingan
dihentikan di menit ketujuh, karena lapangan terus dilempari mercon oleh
mereka. UEFA kemudian memberi kemenangan 3-0 untuk Italia.
(dtc/a2s) Sumber: detiksport